BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1981, TCP / IP telah dibangun di versi 4 dari Internet
Protocol . IPv4 telah dibuat ketika raksasa, di seluruh dunia internet
kita hari ini diberikan hanya jaringan percobaan kecil. Mengingat betapa
Internet telah berkembang dan berubah selama dua dekade, IPv4 telah
melakukan tugasnya mengagumkan. Pada saat yang sama, telah jelas selama
bertahun-tahun bahwa keterbatasan tertentu dalam hal ini protokol
terhormat akan menahan pertumbuhan masa depan baik ukuran internet dan
layanan jika tidak ditangani.
Karena peran kunci yang IP memutar, mengubahnya ada prestasi sederhana.
Ini berarti modifikasi yang substansial cara yang hampir semuanya di TCP
/ IP beroperasi. Namun, meskipun kita menemukan perubahan yang sulit,
kebanyakan dari kita tahu bahwa itu perlu. Selama beberapa tahun
terakhir, pengembangan versi baru dari protokol internet sudah
berlangsung, secara resmi disebut Internet Protocol versi 6 (IPv6) dan
juga kadang-kadang disebut sebagai IP Next Generation atau IPng. IPv6
siap untuk mengambil alih dari IPv4, dan akan menjadi dasar untuk
Internet masa depan.
Pada bagian ini saya memberikan penjelasan rinci tentang IP versi 6.
Karena IPv6 masih IP seperti IPv4, ia melakukan fungsi yang sama:
pengalamatan, enkapsulasi, fragmentasi dan reassembly, dan pengiriman
datagram dan routing.Untuk alasan ini, bagian-bagian dan topik dalam
diskusi IPv6 berpola setelah subbagian pada bagian IPv4. Mereka termasuk
diskusi tentang IPv6 konsep dan isu, cakupan IPv6 pengalamatan dan
kemasan data, dan melihat bagaimana versi 6 tidak fragmentasi,
reassembly dan routing.
Latar Belakang Informasi: Sejak IPv6 merupakan evolusi dari IP, banyak
konsep-konsep operasi yang dibangun di atas mereka diperkenalkan pada
IPv4. Untuk menghindari duplikasi yang tidak perlu, bagian ini telah
ditulis dengan asumsi bahwa pembaca akrab dengan pengoperasian IPv4,
terutama menangani dan bagaimana datagram dikemas dan dikirim. Jika Anda
belum membaca bagian pada IPv4 , meninjau terlebih dahulu akan
bijaksana, sebab gambaran IPv6 berfokus pada bagaimana hal itu berbeda
dari versi IP saat ini. Informasi Terkait: Anda mungkin ingin merujuk ke
bagian pada ICMP (bagian yang ICMPv6-ICMP untuk IPv6) dan IPv6 Neighbor
Discovery (ND) protokol , karena ini adalah “sahabat” semacam ke IPv6.
Namun, tidak perlu. Catatan: IPv6 jelas masih dalam pengembangan, dan
karena itu, menulis bagian seperti ini adalah seperti mencoba untuk
memukul sasaran bergerak. Hal ini mungkin mengapa kebanyakan TCP / IP
pemandu tidak mengatakan banyak tentang IPv6-itu terus berubah! Saya
pikir ini penting, jadi aku punya digambarkan sebagaimana didefinisikan
pada tanggal penerbitan. Namun, karena perubahan yang dilakukan untuk
kedua IPv6 standar dan pelaksanaan setiap bulan, ada kemungkinan lebih
tinggi untuk informasi dalam bagian tertentu yang ketinggalan zaman.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka kami dapat merumuskan maslah yaitu:
1. Bagaimana Konsep Dasar Protokol?
2. Bagaimana Definisi IP Versi 6?
3. Apa Tujuan dan Keunggulah IP Version 6?
4. Bagaimana Format dan Penulisan IP Version 6?
5. Bagaimana Struktur paket metode transisi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah kami yaitu:
1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Protokol.
2. Untuk mengetahui Definisi IP Version 6.
3. Untuk mengetahui tujuan dan keunggulan IP Version 6.
4. Untuk mengetahui bagaimana format dan penulisan IP Version 6.
5. Untuk mengetahui bagaimana struktur paket metode transisi.
D. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi:
1. Penulis sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam memahami “IP Versi 6”.
2. Kepada Mahasiswa sebagai sarana pembelajaran dan referensi dalam
mempelajari Jaringan Internet terkhususnya dalam IP Versi 6.
3. Kepada Dosen sebagai referensi dalam pengajaran Jaringan Internet terkhususnya dalam IP Versi 6.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Protokol
Protokol dapat dimisalkan sebagai penerjemah dua orang yang berbeda
bahasa ingin berkomunikasi. Protokol internet yang pertama kali
dirancang pada awal tahun 1980-an. Akan tetapi pada saat itu, protokol
tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa node saja. Baru
pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet mulai tumbuh ke
seluruh dunia dengan pesat. Sehingga banyak bermunculan protokol
internet. Sehingga disadari bahwa dibutuhkan sebuah protokol internet
yang standar, yaitu OSI (Open System Interconnection).
Tetapi pada perkembangannya, TCP/IP menjadi standar de facto yaitu
standar yang diterima karena pemakaiannya secara sendirinya semakin
berkembang.
1. TCP (Transmission Control Protocol)
Transmission Control Protocol atau yang sering kali disingkat menjadi
TCP berfungsi untuk melakukan transmisi data per-segmen (paket data
dipecah dalam jumlah yang sesuai dengan besaran paket kemudian dikirim
satu persatu hingga selesai). Agar pengiriman data sampai dengan baik,
maka pada setiap packet pengiriman, TCP akan menyertakan nomor seri
(sequence number).
Adapun komputer tujuan yang menerima paket tersebut harus mengirim balik
sebuah sinyal acknowledge dalam satu periode yang ditentukan. Bila pada
waktunya komputer tujuan belum juga memberikan acknowledge, maka
terjadi time out yang menandakan pengiriman packet gagal dan harus
diulang kembali. Model protokol TCP disebut sebagai connection oriented
protocol.
2. IP (Internet Protocol)
IP (Internet Protocol) atau alamat IP dapat disebut dengan kode pengenal
komputer pada jaringan merupakan komponen vital pada internet, karena
tanpa alamat IP seseorang tidak akan dapat terhubung ke internet.
Penggunaan alamat IP dikoordinasi oleh lembaga sentral internet yang
dikenal dengan IANA, salah satunya adalah NIC (Network Information
Center).
B. Definisi IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain
sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang
memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk
pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh
mekanisme penggunaan alamat secara local yang memungkinkan terwujudnya
instalasi secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara
baru pemakaian Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara
real-time, pemilihan provider, mobilitas host, endto- end security,
maupun konfigurasi otomatis.
C. Tujuan dan Keunggulan IPv6
Tujuan dari IPv6 yaitu untuk melengkapi IP Versi 6 yang kotanya telah hampir habis yang diperkirakan akan habis dalam tahun ini.
Keunggulan IP Version 6:
Otomatisasi berbagai setting / Stateless-less auto-configuration
(plug&play). Alamat pada IPv4 pada dasarnya statis terhadap host.
Biasanya diberikan secara berurut pada host. Memang saat ini hal di atas
bisa dilakukan secara otomatis dengan menggunakan DHCP (Dynamic Host
Configuration Protocol), tetapi hal tersebut pada IPv4 merupakan fungsi
tambahan saja, sebaliknya pada IPv6 fungsi untuk men-setting secara
otomatis disediakan secara standar dan merupakan default-nya. Pada
setting otomatis ini terdapat dua cara tergantung dari penggunaan
address, yaitu setting otomatis stateless dan statefull.
1. Setting Otomatis Statefull
Cara pengelolaan secara ketat dalam hal range IP address yang diberikan
pada host dengan menyediakan server untuk pengelolaan keadaan IP
address, dimana cara ini hampir mirip dengan cara DHCP pada IPv4. Pada
saat melakukan setting secara otomatis, informasi yang dibutuhkan antara
router, server dan host adalah ICMP (Internet Control Message Protocol)
yang telah diperluas. Pada ICMP dalam IPv6 ini, termasuk pula IGMP
(Internet Group management Protocol) yang dipakai pada multicast pada
IPv4.
2. Setting Otomatis Stateless
Pada cara ini tidak perlu menyediakan server untuk pengelolaan dan
pembagian IP address, hanya men-setting router saja dimana host yang
telah tersambung di jaringan dari router yang ada pada jaringan tersebut
memperoleh prefix dari address dari jaringan tersebut. Kemudian host
menambah pattern bit yang diperoleh dari informasi yang unik terhadap
host, lalu membuat IP address sepanjang 128 bit dan menjadikannya
sebagai IP address dari host tersebut. Pada informasi unik bagi host
ini, digunakan antara lain address MAC dari network interface. Pada
setting otomatis stateless ini dibalik kemudahan pengelolaan, pada
Ethernet atau FDDI karena perlu memberikan minimal 48 bit (sebesar
address MAC) terhadap satu jaringan, memiliki kelemahan yaitu efisiensi
penggunaan alamat yang buruk.
D. Format dan Penulisan Alamat pada IPv6
Format Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit,
yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran
4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan
dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh
IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok
berukuran 16-bit
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan ke
dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut
dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah
sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0
pada awal setiap blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan
satu digit terakhir. Dengan membuang angka 0, alamat di atas
disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga mengizinkan penyederhanaan alamat
lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak karakter 0, pada sebuah
alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6 yang
direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk
menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini
sebaiknya hanya digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena
kemungkinan nantinya pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0
yang direpresentasikan oleh setiap tanda dua titik dua (:) yang
terdapat dalam alamat tersebut. Tabel berikut mengilustrasikan cara
penggunaan hal ini.
Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan
digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat
dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam
alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka
tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang
dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
E. Struktur Paket Data pada IPv6
Dalam men-design header paket ini, diupayakan agar cost atau nilai
pemrosesan header menjadi kecil untuk mendukung komunikasi data yang
lebih real time. Misalnya, alamat awal dan akhir menjadi dibutuhkan pada
setiap paket. Sedangkan pada header IPv4 ketika paket dipecah-pecah,
ada field untuk menyimpan urutan antar paket. Namun field tersebut tidak
terpakai ketika paket tidak dipecah-pecah. Header pada Ipv6 terdiri
dari dua jenis, yang pertama, yaitu field yang dibutuhkan oleh setiap
paket disebut header dasar, sedangkan yang kedua yaitu field yang tidak
selalu diperlukan pada packet disebut header ekstensi, dan header ini
didifinisikan terpisah dari header dasar. Header dasar selalu ada pada
setiap packet, sedangkan header tambahan hanya jika diperlukan
diselipkan antara header dasar dengan data. Header tambahan, saat ini
didefinisikan selain bagi penggunaan ketika packet dipecah, juga
didefinisikan bagi fungsi security dan lain-lain. Header tambahan ini,
diletakkan setelah header dasar, jika dibutuhkan beberapa header, maka
header ini akan disambungkan berantai dimulai dari header dasar dan
berakhir pada data. Router hanya perlu memproses header yang terkecil
yang diperlukan saja, sehingga waktu pemrosesan menjadi lebih cepat.
Hasil dari perbaikan ini, meskipun ukuran header dasar membesar dari 20
bytes menjadi 40 bytes namun jumlah field berkurang dari 12 menjadi 8
buah saja.
Transisi IPv6
Untuk mengatasi kendala perbedaan antara IPv4 dan IPv6 serta menjamin
terselenggaranya komunikasi antara pengguna IPv4 dan pengguna IPv6, maka
dibuat suatu metode Hosts – dual stack serta Networks – Tunneling pada
perangkat jaringan, misalnya router dan server.
Gambar Network – tunneling (IPv6 transition)
Jadi setiap router menerima suatu paket, maka router akan memilah paket
tersebut untuk menentukan protokol yang digunakan, kemudian router
tersebut akan meneruskan ke layer diatasnya.
Berawal dari dari perubahan IPv4 lalu ke IPv6 dan hal tersebut dapat dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:
Kapabilitas pengalamatan yang semakin besar. Pengalamatan yang digunakan
meningkat dari 32-bit pada IPv4 menjadi 128-bit pada IPv6. Hal ini
digunakan untuk mendukung hirarki pengalamatan node yang lebih banyak,
dan konfigurasi alamat – alamat secara otomatis yang lebih sederhana.
Penyederhanaan format header. Beberapa field pada header IPv4 telah
dihilangkan atau dibuat menjadi optional untuk mengurangi cost
processing dari penanganan paket dan untuk menjaga cost bandwidth dari
IPv6 sekecil mungkin walaupun ada peningkatan ukuran alamat.
Kemampuan pelabelan aliran. Kemampuan baru ditambahkan, yakni memberi
label pada paket pada paket yang mengalir pada jaringan tertentu ketika
pengirim meminta perlakuan khusus, seperti Qos (Quality of service) atau
layanan real- time.
Peningkatan dukungan untuk header tambahan dan header pilihan (optimal).
Perubahan pada penandaan pilihan pada header memungkinkan proses
pelewatan paket yang lebih besar, dan flaksibilitas untuk option yang
mungkin ada di masa depan.
Kapabilitas untuk QoS (Quality of service). Sebuah kapabilitas untuk
memungkinkan pemberian label pada paket – paket dari aliran trafik
tertentu dimana pengirim membutuhkan penanganan khusus.
Kapabilitas autentifikasi dan privasi. IPv6 mendukung autentifikasi, integritas data, dan kerahasiaan data tertentu.
IPv6 dirancang sebagai perbaikan dari IPv4, dan bukan merupakan
perubahan yang ekstrim dari IPv4. Fungsifungsi yang bekerja pada IPv4
juga ada pada IPv6, sedangkan fungsi – fungsi yang tidak bekerja pada
IPv4 dihilangkan pada IPv6. Implementasi IPv4 umumnya menggunakan
representasi dotted decimal untuk network prefixnya, yang dikenal dengan
subnet mask. IPv6 menggunakan istilah prefix length yaitu
3ffe:ffff:0100:0210:a4ff:fee3:9566, dengan Mask
ffff:ffff:ffff:ffff:0000:0000:0000:0000, network
3ffe:ffff:0100:f101:0000:0000:0000:0000, IPv6 prefix
3ffe:ffff:0100:f101::/64. 64 bit dicadangkan untuk porsi network-id, dan
64 bit direpresentasikan dengan /64.
Mekanisme transisi IPv4 – IPv6 antara lain:
Dual Stack, dimana dalam mekanisme ini, perangkat yang ada pada jaringan mendukung kedua protocol, baik IPv4 maupun IPv6.
Tunneling, dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi
membuat suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada diantaranya.
Translation, memungkinkan node IPv6 untuk berkomunikasi dengan node IPv4 dengan menterjemahkan protocol pada lapis jaringan.
Beberapa metode translasi adalah sebagai berikut:
Metode ini bekerja pada lapisan transport. Metode ini biasanya bekerja
dengan sebuah pseudo-interface. Jika router mendeteksi adanya data di
dalam paket IPv6 yang memiliki alamat tujuan yang memiliki prefix
translasi, Maka data tersebut akan diteruskan ke pseudo-interface. Dan
data dari trafik IPv6 tersebut akan diteruskan ke trafik IPv4.
Metode NAT-PT
Metode ini memungkinkan host dan aplikasi native IPv6 untuk
berkomunikasi dengan host dan aplikasi IPv4. Setiap host yang berperan
sebagai address translator menyimapan sekumpulan alamat yang diberikan
secara dinamis ke host IPv6 dan sebuah sesi dibentuk antara dua host
yang mendukung protocol yang berbeda. NAT-PT mendukung translasi header
dan alamat. Mekanisme ini tidak mendukung implementasi sekuriti
end-to-end dan memerlukan ruang IPv4 yang besar. Merujuk ke table
translasi dimana alamat IP dari node host IPv6 dan pool adderss pada
translator bersusaian, translasi sebuah alamat IP dan bagian header IP
diubah untuk IPv4 dan IPv6. Untuk mempersiapkan pool address untuk
koneksi yang diinisiasi kea rah IPv4 dari IPv6, dimungkinkan untuk
menggunakan Network address Port Translation (NAPT) yang membagi sebuah
alamat ke dua atau lebih node host IPv6 dengan mengganti nomor port
untuk setiap koneksi TCP atau UDP. Ketika sebuah node yang lain, data
dikirimkan dalam bentuk paket IP. Untuk paket –paket IP ini, data
seharusnya tidak difragmentasi ketika dikirimkan dari node sumber ke
node sumber ke node tujuan. Walaupun, perbedaan panjang header IP dari
kedua protocol melebihi Maximum Transmission Unit (MTU) dari translator
dikarenakan link pada perbatasan IPv4 dan IPv6.
Pv4- Address Mepped IPv6 Address
Teknik ini merujuk kepada korenspondensi satu-ke-satu antara alamat
tujuan IPv6 dan alamat tujuan IPv4 dan sebaliknya. Ruang alamat 128-bit
pada IPv6 sangat besar bila dibandingkan dengan alamat 32-bit pada IPv4.
Karakteristik sebagai berikut:
Tidak mungkin untuk memetakan seluruh alamat IPv6 ke IPv4 dengan dasar satu-ke-satu.
Sebuah alamat Ipv4 ditulis dalam 32 low-order bit dan dikombinasikan
dengan prefix yang berasal dari 96-bit high-order untuk membentuk
128-bit alamat IPv6.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol internet versi baru yang didesain
sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4). IPv6 yang
memiliki kapasitas alamat (address) raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan alamat secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat
pada IPv4. IPv6 memiliki tipe alamat anycast yang dapat digunakan untuk
pemilihan route secara efisien.
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit,
yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran
4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan
dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh
IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda
dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.